Saat Berhubungan Suami Istri Harus Memakai Selimut?
Ummi, kami adalah sepasang suami-istri yang baru menikah. Banyak hal tentang hubungan suami-istri yang ingin saya tanyakan, antara lain:- Apakah seorang istri harus orgasme setelah suami ejakulasi agar terjadi pembuahan?
- Setelah melakukan hubungan tersebut saya sering mengeluarkan banyak cairan. Cairan apakah itu?
- Bila orgasme terjadi sebelum ejakulasi mungkinkah terjadi pembuahan?
- Berdosakah seorang istri yang menolak suami untuk melakukan hubungan dengan alasan “tidak mood” (suasana tidak nyaman)?
- Apakah ketika berhubungan suami-istri harus pakai selimut?
Nur, Jakarta
Jawaban
Barakallahu laki wa baraka ‘alaiki wa jama’a bainakuma fi khair. Semoga pernikahan Nanda penuh keberkahan dari Allah.
1- Untuk terjadinya pembuahan seorang istri tidak harus orgasme. Pembuahan terjadi apabila sperma dan sel telur telah bertemu. Namun untuk kebahagiaan bersama suami istri, maka diharapkan orgasme dapat dirasakan berdua, suami tidak boleh mementingkan dirinya sendiri. Rasulullah saw bersabda: “Apabila salah seorang di antara kalian menggauli istrinya, maka hendaknya berlaku jujur. Barangkali ia mengakhiri hubungan sebelum istri terpenuhi kebutuhannya, maka janganlah terburu-buru mengakhiri hingga istri terpenuhi kebutuhannya pula.” (HR Al-Haitsami).
2- Tentu saja setelah berhubungan, seorang istri mengeluarkan cairan berupa lendir dari vagina, ini disebabkan karena sperma suaminya yang masuk ketika berhubungan tersebut. Ini tidak berbahaya. Biasanya selama dua hari masih terasa keluar. Yang perlu diperhatikan adalah cairan yang keluar dari vagina hukumnya najis. Jadi sebelum berwudhu untuk menunaikan shalat, hendaknya membersihkan kemaluan terlebih dahulu.
3- Jawaban no. 3 sudah ada di jawaban nomor 1
4- Seorang istri tidak boleh menolak ajakan suaminya karena alasan “tidak mood”. Rasulullah saw pernah bersabda: “Jika seorang istri diajak oleh suaminya untuk melakukan persetubuhan, lalu ia menolak ajakan itu, maka ia akan dilaknat oleh malaikat sepanjang malam.” (HR Bukhari – Muslim). Oleh karenanya komunikasikan hal ini kepada suami Nanda, barangkali bisa diupayakan dengan bermusyawarah untuk mendapatkan suasana yang nyaman.
5- Tidak ada batasan aurat bagi suami istri. Memang ada hadits yang diriwayatkan oleh Nasa’i: “Jika seorang di antara kalian menyetubuhi istrinya, maka hendaklah ia meletakkan sesuatu di atas tubuhnya dan tubuh istrinya (sebagai penutup), dan janganlah keduanya telanjang seperti sepasang keledai liar yang telanjang.” Hadits ini ada hadits munkar dan tidak shahih.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar